Mancung64’s Weblog

Membawa Cerita, “Cinta,” Budaya dan Mestika dari Bumi Persada

Arsip untuk lebaran

Salah Kaprah Penyebutan Ang Pao

angpao Saat lebaran tiba, salah satu suasana yang menyenangkan dikala kita masih kecil adalah tradisi salam tempel. Keliling tanpa lelah dari rumah-kerumah untuk bersilaturahmi dengan sanak keluarga dan tentu juga dengan harapan akan mendapatkan uang jajan tambahan yang diperoleh                                                   dari salam tempel tersebut.

Ada yang menarik tentang kebiasaan ini, bukan dari masalah salam tempelnya tersebut. Tapi belakangan ini orang terbiasa menyebutkan uang tersebut dengan nama angpao. Padahal dalam Islam kita tidak mengenal istilah itu. Dalam agama Islam, setiap pemberian kepada orang lain disebut hadiah, atau hibah atau  sedekah.

Pengaruh pembauran budaya sudah demikian kentalnya di Indonesia, sehingga terjadi pembauran dalam berbagai hal, termasuk bahasa juga. Namun sayangnya, terkadang kita tidak mengerti arti sesungguhnya dari bahasa yang kita ucapkan, sehingga sering terjadi salah kaprah. Kita sering latah dan ikut-ikutan karena sepertinya sesuatu yang kita ikuti itu sudah menjadi trend. Tanpa kita tahu maksudnya. Bukankah dalam ajaran Islam, umat Islam disuruh untuk berfikir, dan tidak asal ikut-ikutan (taklid), karena kita dilarang  mengikuti suatu hal tanpa ada dasar yang jelas.

Contohnya, masalah angpao ini. Mungkin banyak diantara kita yang tidak mengerti apa pengertian sebenarnya “angpao” itu. Saya mengutip sms peduli dari harian Bangka Pos, selasa 01 september 2009 tentang apa sebenarnya angpao. (Coba anda perhatikan gambar diatas, inilah gambar   angpao ). Dalam sms ini saudara kita warga Tionghoa meluruskan pengertian angpao tersebut, supaya kita tidak salah kaprah lagi.

“Angpao bukan duit hari raya, apa lagi duit lebaran. Kata  angpao berasal Baca entri selengkapnya »

7 Likur (part 2)

Kalau kemaren saya bercerita tentang 7 likur di era awal 80 an, sekarang saya akan membawa anda kejaman sekarang.

Sekarang, karena jaman semakin canggih, lampu-lampu tradisional mulai tergeser, tapi tradisi tetap dipertahankan dengan aneka kreatifitas yang unik dan menarik. Kalau dulu, pakai bambu sekarang berganti botol minuman energi yang dibuat menggantikan bambu,ditata cantik membuat susunan lampu yang artistik, membentuk aneka gambar, mulai dari mesjid, pulau Bangka, sampai menara eifell. Baca entri selengkapnya »